Belajar bangkit dari kegagalan merupakan langkah awal menuju sukses, jangan menyerah untuk bangkit.
@my Facebook
Kaya Dari Facebook

Senin, Juni 29, 2009

Kiprah Jepang di Panggung Mode


Fashion

Kiprah Jepang di Panggung Mode

DI PARIS, Jepang menjadi legenda. Membawa aliran baru dalam dunia mode, mulai avant-garde hingga androgyny. Bisakah gairah mode dari Asia ini melegenda?

Paris memang menjadi pusat mode dunia. Namun yang merajai kota mode tersebut ternyata bukanlah desainer lokal Paris, melainkan mereka yang datang dari berbagai belahan dunia, termasuk Jepang. Bahkan para desainer dari Negeri Sakura itu menjadi generasi perancang mancanegara berlevel avant-garde sejak tahun 1980. Kini, lebih dari dua dekade setelahnya, mode Jepang tetap bertahan dan menjadi salah satu pencetus tren mode dunia.

Sebut saja nama-nama desainer kaliber dunia yang langganan mempertunjukkan koleksi mereka di panggung Paris, mulai Kenzo Takada, pendiri label Kenzo, lalu Yohji Yamamoto, Rei Kawakubo, Junya Watanabe, Tsumori Chisato, Anna Sui, hingga Atsuro Tayama. Hal ini terus berlanjut sampai ke generasi berikutnya, seperti halnya Limi Feu yang merupakan putri Yohji Yamamoto juga Tao Kurihara, yang sebelumnya menjadi desainer label Comme des Garcons.

Bukan hanya piawai berlaga di atas catwalk, mereka juga sukses menghadirkan sejumlah label kenamaan yang bisa disejajarkan dengan nama-nama besar dari Italia, Prancis, London, maupun New York. Para desainer tersebut malah lebih mudah merangkul pasar Asia dibanding perancang kenamaan Eropa.

Kenzo Takada misalnya. Desainer kelahiran Himeji, 27 Februari 1939, tersebut mendirikan label Kenzo di tahun 1970 dan dengan segera sukses diraihnya. Rancangannya yang memadukan berbagai macam bahan dan warna ternyata menarik perhatian khalayak mode. Bahkan menjadi cover majalah ELLE. Setahun kemudian, koleksinya sudah warawiri di panggung New York hingga Tokyo.

Sukses juga menjadi milik pendiri label Comme des Garçons Rei Kawakubo. Bedanya, Kawakubo memulai bisnisnya di Tokyo, tempat dia mendirikan perusahaannya, Comme des Garcons Co Ltd,tahun 1973, dan dua tahun kemudian membuka butik pertama yang menyediakan koleksi busana wanita.

Dalam kurun waktu tiga tahun, Kawakubo berhasil memperluas lini koleksinya dan menambah rangkaian busana pria. Kemudian, pada tahun 1981 Kawakubo merambah panggung Paris dan membuka butik pertamanya di kota mode itu pada 1982.

Paris memang menjadi pusat bisnis Kawakubo, namun tidak membuat alumnus Universitas Keio itu melupakan tanah airnya. Secara berkala, Kawakubo membawa desainer muda dari Jepang dan melatihnya di Comme des Garcons. Junya Watanabe merupakan "lulusan" pertama dan langsung meraih sukses di Pekan Mode Paris.

Koleksi Watanabe yang kental dengan gaya glam rockala Harajuku berhasil memikat para pencinta mode, bahkan menimbulkan tren baru. Begitu juga dengan koleksi teranyarnya yang dipersembahkan di panggung Paris, beberapa waktu lalu. Watanabe memberikan kolaborasi manis dari citra feminin bahan lace, sentuhan eksotis warna tribal, motif klasik Romawi, serta gaya kontemporer art nouveau yang dituangkan dalam variasi cutting.

Alumnus Bunka Fashion College, Tokyo, tahun 1984 ini mengatakan terinspirasi keindahan Benua Afrika. Kendati menghadirkan koleksi ready-to-wear bergaya Western, Watanabe tetap memasukkan unsur rebel ala Jepang yang menjadikan rancangannya terlihat segar.

Begitu juga dengan Tao Kurihara, yang kini telah memiliki label pribadi bertajuk "Tao". Namun, bila Watanabe memilih gaya kombinasi, Kurihara justru mempersembahkan koleksi manis yang ditujukan bagi wanita berusia 20-30 tahun.Warna pastel, motif polkadot, serta pita menjadi andalan Kurihara, selain permainan motif floral.

Watanabe dan Kurihara merupakan dua generasi muda Jepang yang kini berlaga di Paris berkat didikan Kawakubo. Karenanya, wajar bila dalam koleksi kedua desainer tersebut masih tersisa jejak desain sang maestro. Perancang Jepang lain yang juga memberi sentuhan berbeda pada dunia mode Paris adalah Yohji Yamamoto. Koleksinya yang selalu bergaya dark, maskulin, dengan garis minimalis menjadi fenomena tersendiri.

http://lifestyle.okezone.com/

Artikel lainnya:

Tokoku Maya Untungku Nyata, Memasarkan Produk Lewat Internet dengan Joomla

Microsoft Bikin Teknologi Anti Pembajakan di Windows 7

Bom di Ponsel Anda

Sambut Blog Writing Competition Bubu Awards Hadiah 10 Juta

Nobel Kimia 2005: Molekul Juga Bisa berdansa

Keren, Gedung Berbentuk Calendar Plus Iklan Deodorant

Kimia dan Fisika Kantong Udara

”Meramal” Masa Depan dengan Matematika

Nanoteknologi, Antara Impian dan Kenyataan

Persaingan Teknologi CDMA dan GSM

Enzim dan Bioaktif sebagai Penopang Devisa Negara

Perkembangan Distro di Tanah Air

Cerpen Mr.error

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalin komentar yaw, no SPAM please and isi Url hanya pada kolom Url, no Post.. ^_^v
NegeriAds.com solusi berpromosi
Promosi produk dengan negeriads.com solusi berpromosi
Berpromosi di negeriads.com solusi berpromosi | negeriads.com
..::TERIMAKASIH::..

 

History Visitor!